Kompak Indonesia Desak Kapolri dan KPK Berantas Mafia Migas di NTT

  • Bagikan
(Ilustrasi Mafia Migas/Suaratimur.com)

EL-VOICE.COM, JAKARTA- Dugaan keterlibatan Aparat Penegak Hukum (APH) Polda NTT dalam kasus mafia migas di NTT tentu menambah luka institusi Kepolisian Republik Indonesia. Apalagi Kapolri sedang berjuang keras meningkatkan rasa keadilan masyarakat dan tingkat kepercayaan masyarakat pada Institusi Polri pasca kasus pembunuhan Brigadir Joshua yang melibatkan perwira tinggi Polri.

Didasari kecintaan pada Institusi Polri KOMPAK Indonesia, dalam pers rilisnya yang dikirimkan ke media ini, Kamis 15/9/2022 menegaskan, akan selalu mengawal ketat setiap persoalan yang ada di NTT termasuk membantu Polri dalam menyelesaikan persoalan mafia BBM di Sabu Raijua, yang diduga melibatkan oknum APH.

Baca Juga:  Polda NTT Koordinasi Pembentukan Polsubsektor Nanaet Duabesi

Ada pun beberapa hal yang dibuat KOMPAK Indonesia adalah, Pertama, mendesak Kapolri perintahkan Kapolda NTT segera memproses secepatnya kasus minyak yang sudah berstatus sidik dengan Pelaku Utama PT PMM sesuai kesimpulan gelar perkara dan juga kasus minyak yang diamankan Polres Sabu Raijua sejumlah 5 ton yang kemudian dilepas tanpa terlebih dahulu di periksa dan diamankan, dan diketahui bahwa Pelaku WL tidak mempunyai ijin penampungan alias ilegal. Selain itu  menindak tegas Oknum Polisi yang kongkalikong dengan Mafia Migas di NTT.

Kedua, mengajak solidaritas masyarakat NTT untuk bersama memberantas mafiosi BBM yang diduga kuat melibatkan oknum APH di Polda NTT.

Baca Juga:  Peran Pendidik dalam Membangun Peradaban Bangsa

Ketiga, mendesak Pers Nasional dan NTT untuk berani ungkap tuntas dan publikasi Mafiosi BBM dimulai dari Sabu Raijua tidak tertutup kemungkinan di wilayah lainnya di NTT.

Selain itu KOMPAK Indonesia juga mendesak KPK RI dan Kapolri membentuk Tim Khusus untuk membersihkan POLDA NTT dari oknum Anggota Polri yang punya rekam jejak buruk dan bermasalah hukum di Polda NTT termasuk yang diduga kuat terlibat mafia minyak subsidi dan juga diduga kuat menjadi pelaku penganiayaan terhadap pelajar SMA hingga meninggal dunia, dan juga pernah dilaporkan oleh istrinya terkait penelantaran.

Baca Juga:  Polres Belu Bagi Puluhan Paket Sembako untuk Masyarakat Sambil Sosialisasi Program Sahabat Polres Belu
(Gabriel Goa, Ketua KOMPAK Indonesia. Foto: Ist)

Menurut Gabriel Goa, Ketua KOMPAK Indonesia, Polda NTT ada yang tidak beres dan perlu perhatian khusus KPK dan Kapolri lantaran anggota Polda yang berhasil mengungkap kasus minyak subsidi di Sabu Raijua bukannya diberi penghargaan namun di mutasi ke Flores.

Oleh karena itu Ia berharap, seperti halnya kasus Sambo oknum-oknum APH yang menjadi beking mafia migas di NTT perlu diusut tuntas, ditangkap, ditahan, dan diproses hukum baik etik maupun tindak pidana umum dan tindak pidana korupsi. (EL)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *